Indahnya Eksplore Tempat Wisata dan Kuliner di Yogyakarta

Harus saya akui bahwa liburan saya selalu di sponsori oleh pantai. Kali ini saya ingin mencoba hal yang berbeda, karena itu saya memutuskan untuk liburan

khadafi

 * 

 

Sharing is caring!

Harus saya akui bahwa liburan saya selalu di sponsori oleh pantai. Kali ini saya ingin mencoba hal yang berbeda, karena itu saya memutuskan untuk liburan ke Yogyakarta. Kota ini memang terkenal akan keramahan orang-orangnya, budayanya, sejarahnya, kulinernya dan biaya hidup yang murah. Saya bersama ke tiga orang teman saya berangkat ke Yogyakarta menggunakan kereta ekonomi tepat pada tanggal 17 Agustus 2017 Pagi. Sejujurnya saya memang belum pernah merasakan bepergian ke luar kota menggunakan kereta, karena itu saya sangat excited menyambut liburan kali ini. Kereta diberangkatkan pukul 10.00 pagi dan cuaca cukup cerah saat itu. Perjalanan pun lancar, beberapa kali kereta berhenti di berbagai stasiun seperti purwokerto dan indramayu, pemandangan sawah-sawah indah pun terlihat dari jendela kereta. Tepat pukul 19.00 malam kereta tiba di stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Perjalanan 9 jam tersebut cukup melelahkan, karena harus saya akui ac kereta sangat dingin, bangku kereta ekonomi juga sempit sehingga saya tidak bisa tidur nyenyak. Ya sepadanlah ya dengan harganya karena memang tiket kereta ekonomi ini sangat murah.

Sesampainya di Yogyakarta saya langsung dijemput oleh teman saya yang sudah sampai disana duluan dan sudah menyewakan mobil. Sebelum menuju hotel karena kita lapar akhirnya kita berlima mencari makan dan singgahlah kita di sebuah warung makan yang dinamakan Oseng-oseng Mercon Bu Narti. Terletak di Jl KH. Ahmad Dahlan, warung makan ini sangatlah kecil dan berbentuk lesehan tetapi ngantrinya sangat panjang. Untuk Anda pecinta pedas makanan ini sungguh nikmat untuk disantap apalagi malam hari. Pedasnya sangat terasa dan menusuk lidah, namun untuk harga menurut saya cukup mahal yaitu kisaran 20 ribu – 25 ribu rupiah satu porsinya dengan minum.

Selesai makan, kita berencana mengunjungi wisata malamnya yang terkenal yaitu wisata alun-alun selatan Yogyakarta. Disana banyak sekali kegiatan yang bisa kita lakukan. Kita berlima mencoba untuk melewati pohon sakral dengan mata ditutup yang katanya kalau berhasil permintaan apapun akan dikabulkan disana, namun dari kita berlima tidak ada yang berhasil. Kemudian kita lanjut menaiki odong-odong dengan gemerlap lampu, mengitari 2 putaran alun-alun sambil bernyanyi dan bercanda ria. Sungguh menyenangkan dan sederhana ternyata kota Jogja ini. Menurut saya wisata malam alun-alun adalah salah satu wisata yang cocok sekali untuk liburan keluarga. Karena hari sudah semakin larut, akhirnya kita memutuskan untuk check in hotel yang berlokasi di Sleman.

Baca Juga  Liburan Asyik ke Banten: 15 Pantai di Anyer

Esok harinya kita melanjutkan perjalanan dengan segudang rencana, namun kita memilih untuk melakukan lava tour merapi terlebih dahulu. Tour gunung merapi ini menurut saya sangat unik dan seru banget. Selain merasakan sensasi melayang-layang di jalanan menggunakan mobil jeep kita juga dikenalkan dengan beberapa peninggalan dari peristiwa meletusnya gunung merapi beberapa tahun silam. Wisatawan yang mengikuti Lava Tour Merapi akan diajak menyusuri kaki Merapi dengan Jeep Willys buatan Amerika, rute yang saya tempuh saat itu adalah start di Dusun Ngrangkah, Desa Pangukrejo, Kecamatan Umbulharjo – Mini Museum Sisa Hartaku – Batu Alien – Bunker Kaliadem – Makam Mbah Marijan. Setelah itu saya dan teman-teman saya diajak melewati jalanan sempit dengan turunan yang curam dan berkelok, seperti sungai yang dangkal supir Jeep akan membawa mobil Jeep dengan kecepatan tinggi. Dapat dipastikan ini adalah bagian yang paling menarik. Baju saya dan teman-teman saya sudah hampir basah kuyup namun kita tetap berteriak lagi dan lagi. Perlu diketahui saat itu saya memilih yang medium trip dengan kisaran harga 450 ribu. Rute yang saya tempuh tersebut memakan waktu 3 jam.

Lava Tour Merapi
Lava Tour Merapi

Setelah menikmati sensasi naik jeep melayang-layang saya dan teman-teman saya langsung berangkat menuju Candi Borobudur. Bangunan bersejarah Indonesia yang katanya masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia ini benar-benar sangat ramai hari itu. Saya sampai disana pukul 16.00 dan katanya pukul 17.00 candi sudah harus dikosongkan. Alhasil saya tidak begitu menikmatinya, selain hanya sebentar, suasana candi juga sangat ramai sehingga kurang nyaman. Akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah Malioboro. Di Malioboro kita hanya menikmati sekoteng sambil duduk diatas gulungan tikar. Menurut saya ruang publik Yogyakarta memang memberi kesan tersendiri bagi kota pelajar tersebut. Hari pun semakin malam dan kita memutuskan untuk kembali hotel, agar besok pagi bisa melanjutkan perjalanan.

Baca Juga  Gunung Bromo: Surga Wisata Alam di Jawa Timur

Pagi pun tiba dan tepat pukul 10.00 pagi kita bergegas menuju Hutan Pinus Mangunan yang terletak di daerah Bantul. Waktu yang dibutuhkan yaitu sekitar 1 jam 15 menit dari hotel dan saat itu lalu lintas Jogja tidak begitu macet. Sampailah kita di lokasi pada pukul 11.30 siang, katanya Hutan Pinus Mangunan ini merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi saat liburan ke Yogyakarta. Pemandangan dan udara yang ada disana sangat asri, pohon-pohon yang menjulang tinggi menjadi spot yang bagus untuk mengambil foto. Saya pun nekat memanjat ke rumah pohon untuk melihat pemandangan Yogyakarta dari ketinggian dan ternyata sangat menyeramkan karena rumah pohonnya kurang kokoh sehingga ketika ada angin seperti goyang-goyang. Namun pemandangan yang terlihat cukup menakjubkan.

Hutan Pinus Mangunan
Hutan Pinus Mangunan

Setelah puas mengambil foto di Hutan Pinus Mangunan, kita langsung bergegas menuju Bukit Panguk Kediwung yang juga terletak di Bantul dan tidak jauh dari situ. Hanya perlu waktu tempuh sekitar 20 menit saja. Saya penasaran dengan Bukit Panguk Kediwung, karena katanya tempat itu akan menghasilkan pemandangan yang luar biasa. Apalagi jika Anda mengunjunginya saat sunrise atau sunset, maka akan ada kabut indah yang terlihat disana. Jalanan yang ditempuh pun sangat kecil, sepi dan berbatu. Di sekeliling pemandangannya akan terlihat sawah dan perkampungan yang mungkin belum tersentuh listrik. Ketika sampai, Bukit Panguk Kediwung memang tidak sesuai ekspektasi saya karena tempatnya yang sangat kecil, namun ternyata banyak sekali spot indah yang bisa kalian gunakan untuk pengambilan gambar. Hampir semua angle foto akan terlihat indah karena Bukit Panguk Kediwung langsung memperlihatkan panorama indahnya kota Yogyakarta dari ketinggian.

Bukit Panguk Kediwung
Bukit Panguk Kediwung

Selesai darisana, kita mengunjungi Restaurant Bumi Langit Bantul untuk makan siang. Kabarnya restaurant yang satu ini pernah dikunjungi Obama saat Obama liburan ke Yogyakarta kemarin. Restaurant nya kecil namun sederhana, sayangnya saat saya kesana hampir semua makanannya sudah habis, karena restaurant tersebut tutupnya pukul 16.00 sore dan saya baru tiba pukul 15.00 sore. Walaupun sudah menyantap nasi goreng di Bumi Langit, rupanya perut kita belum merasa kenyang. Kita pun memutuskan untuk melanjutkan wisata kuliner dengan menyantap Sate Klathak Pak Pong yang terletak di Jl. Imogiri Bantul. Sate ini juga salah satu wisata kuliner yang wajib dinikmati karena hanya ada di Jogja. Merupakan sate kambing yang disajikan menggunakan tusuk jeruji sepeda. Sangat unik bukan? Saking ramainya sate Klathak ini, saya dan teman-teman harus menunggu selama 1 jam untuk menyantapnya.

Baca Juga  20 Tempat Wisata di Lampung yang Wajib Dikunjungi! Nikmati Pesona Alam dan Budaya yang Menakjubkan!

Tidak sampai disitu saya dan teman-teman saya melanjutkan wisata kuliner dengan menyantap dessert yang terkenal yaitu es krim Tempo Gelato. Tempatnya yang sangat unik dan homie membuat saya dan teman-teman saya betah berlama-lama disana. Harga eskrim ini juga sangat murah, hanya sekitar 25 ribu saja sudah mendapatkan 2 rasa. Setelah kenyang dengan segala makanan yang masuk, akhirnya kita memutuskan pulang.

Petualangan pun berlanjut, hari itu tepatnya hari minggu adalah hari terakhir kami menikmati Yogyakarta. Sehingga kita menggunakan sisa waktu yang ada sebelum pulang pukul 20.00 malam, untuk mengunjungi tempat wisata yang telah direncanakan. Setelah check out kita langsung menuju Tenda Biru bu Made atau yang lebih sering disebut ayam geprek Bu Made untuk makan siang. Sejujurnya ayam geprek Bu Made ini adalah makanan terenak dan terlezat yang saya santap selama di Jogja. Benar-benar enak banget! Disini saya bisa menyantap ayam geprek dengan nasi plus kuah tongseng, harganya pun murah banget hanya 15 ribu satu porsinya. Dari situ saya dan teman-teman menuju Taman Sari Yogyakarta, lanjut beli oleh-oleh bakpia dan akhirnya kita memutuskan untuk menikmati sunset di Candi Ratu Boko. Menurut saya Candi Ratu Boko sangat nyaman dan menenangkan. Cuacanya yang tidak begitu panas membuat saya sempat bersantai sebentar disana sambil mengambil beberapa gambar. Siapapun yang ingin ke Yogyakarta wajib ke tempat wisata yang satu ini. Walaupun biaya masuknya cukup mahal yaitu seharga Candi Borobudur, kisaran 40-45 ribu rupiah.

Spot terbaik di Candi Ratu Boko
Spot terbaik di Candi Ratu Boko

Setelah hari mulai gelap kita pun bergegas untuk mengembalikan mobil dan menuju ke stasiun Tugu untuk pulang. Selama 4 hari 3 malam di Yogyakarta menurut saya banyak sekali tempat sejarah Indonesia yang berhasil saya eksplore. Kuliner di Yogyakarta juga dijamin akan membuat lidah kalian semua ketagihan. Enak dan murah banget. Sekian cerita tentang Yogyakarta dari saya.

 

Tags

Related Post

Leave a Comment