Berangkat dari Gili saya memutuskan pergi ke Bali. Ya saya dan sepupu saya telah memilih Bali untuk menghabiskan sisa akhir tahun dan merayakan pergantian tahun. Tepat tanggal 30 Desember 2016 saya berangkat naik ferry dari Gili Trawangan menuju Bali. Tiba di Padang Bai (nama pelabuhan di Bali) pada pukul 17.00 sore saya naik mini travel menuju ke penginapan saya yaitu di Canggu. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai disana adalah sekitar 2 jam. Cukup lama ya, apalagi Bali juga sudah mulai macet seperti Jakarta. Akhirnya saya tiba di Canggu tepatnya di penginapan saya. Liburan saya dan sepupu saya kali ini memang jauh dari kata mewah, kita tidak menginap di hotel gedung atau bintang lima sama sekali. Penginapan kita kali ini lebih tepatnya disebut homestay, karena memang benar-benar berbentuk rumah. Namun harus saya akui suasananya sangat homie. Pemiliknya juga ramah dan rumahnya sangat bersih.
Pemandangan di dekat penginapan saya
Saya ingin menceritakan sedikit mengenai pemilik homestay tersebut. Ia adalah seorang pria Germany asli yang sudah menjadi WNI karena menikah dengan wanita asal Bali. Namun mereka belum memiliki anak dan sang istri tinggal di Germany untuk bekerja sedangkan sang suami malah tinggal di Bali, lucu ya? Pria tersebut bernama Peter. Ia sangat baik dan suka mengajak ngobrol, ia selalu bertanya bagaimana kehidupan di Jakarta dan bagaimana liburan kita di Gili. Setelah sempat mengobrol dan menaruh barang, saya dan sepupu keluar sebentar untuk mencari makan dan terdapat tempat sate enak banget dekat situ. Harganya pun murah seporsi isi 5 tusuk hanya 10 ribu sudah dengan nasi.
Besok paginya kita dihidangkan sarapan oleh Peter, lalu setelah itu kita langsung siap-siap melanjutkan perjalanan. Kita memutuskan untuk menyewa mobil, karena Bali tidak seperti Gili yang super kecil. Bali itu luas banget bahkan lebih luas dari Jakarta. Itinerary kita hari itu adalah berenang ke Tegenungan Waterfall salah satu air terjun di Bali yang memiliki spot berenang paling asik, ramai dan tidak begitu jauh. Tegenungan Waterfall berada di Ubud dan waktu yang diperlukan untuk menuju kesana adalah 1 jam saja. Kira-kira tepat pukul 11.00 kita berangkat dari canggu dan sekitar pukul 12.00 siang sudah sampai. Cuaca di Bali saat itu tidak begitu terik, karena itu kita asik berenang disana. Tegenungan saat itu juga cukup ramai, banyak sekali turis asing yang berkunjung kesana. Selesai darisana kita melanjutkan perjalanan ke Pomegranate Cafe yang tidak jauh dari sana. Cafe ini juga terletak di Ubud dan menawarkan pemandangan yang unik, yaitu sawah Bali yang begitu hijau dan indah.
Kita memilih Pomegranate untuk menikmati sunset karena suasananya yang asri, sepi dan nyaman. Untuk makanan dan minumannya juga tidak begitu mahal. Waktu telah menunjukkan pukul 18.30 malam dan kita bergegas pulang. Hari itu tepat tanggal 31 Desember 2016 karena itu kita secepatnya pulang karena malamnya ingin merayakan tahun baru di sebuah cafe yang telah kita pilih, yaitu di Old Man’s Canggu. Perasaan saya sungguh excited malam itu, karena sejujurnya saya belum pernah merayakan tahun baru jauh dari rumah. Kita sudah berangkat dari rumah pukul 22.00 malam dan sesuai dengan ekspektasi saya, Old Man’s sangat ramai. Benar-benar isinya lautan manusia dan hampir 80% isinya turis asing. Untungnya karena sudah booking jadi saya dan sepupu berhasil dapat tempat duduk. Walaupun terlalu ramai, saya dan sepupu saya tetap menikmati suasana dengan memesan minuman dan beberapa makanan sambil menunggu pergantian tahun tiba.
Pesta kembang api pun dimulai, Old Man’s merupakan cafe kecil yang biasanya menyuguhkan pertunjukan musik classic, saya sangat menyukai suasana dan dekorasi dari Old Man’s sendiri menjadi salah satu tempat nongkrong paling wajib kalian kunjungi kalau liburan ke Canggu Bali. Tepat pukul 00.30 waktu Bali kita melanjutkan pesta tahun baru ke hotel Koa D’ Surfer yang terletak di dekat pantai Brawa atau sekitar 15 menit saja dari Canggu. Di rooftop hotel tersebut selalu diadakan pesta pergantian tahun setiap tahunnya. Dengan tema pool party karena swimming poolnya yang terletak di rooftop dan alunan musik mewarnai pesta pergantian tahun di hotel Koa D’ Surfer. Hanya sekitar 45 menit disana dan akhirnya kita memilih pulang, karena ingin melanjutkan eksplore Bali keesokan harinya.
Tepat tanggal 1 Januari 2017 pagi saya dan sepupu saya memiliki itinerary untuk eksplore salah satu air terjun terindah di Bali yang dinamakan Aling-Aling Waterfall. Lokasinya yang sangat jauh yaitu berada di kabupaten Buleleng membuat kita harus berangkat dari pagi hari. Jarak yang harus ditempuh pun cukup jauh yaitu sekitar 75 km dari Canggu!! Bayangkan bisa menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam berangkatnya saja, namun tidak apa karena katanya Aling-Aling Waterfall ini salah satu surga tersembunyi di Bali. Sampailah kita di Aling-Aling, perjalanan yang ditempuh pun tidak mudah, jalan yang berliku, sempit, dekat dengan jurang dan banyak bis menjadi tantangan tersendiri. Saat sampai, kita tidak menduga bahwa tiket yang dibayar cukup mahal yaitu 100 ribu rupiah satu orang, namun itu sepadan dengan apa yang didapat. Karena disana kita bisa merasakan sensasi perosotan dari air terjun dan trekking untuk melihat indahnya Aling-Aling Waterfall.
Air Terjun Kroya
Saya dan sepupu saya diberikan jaket pengaman atau pelampung dan kegiatan kita pertama kali adalah merosot. Ternyata Aling-Aling Waterfall ini memiliki 7 air terjun, yaitu air terjun Pucuk, Kembar, Cemara, Canging, Dedari dan Kroya. Air terjun Kroya adalah salah satu air terjun yang dijadikan perosotan karena memiliki ketinggian yang tidak begitu tinggi yaitu sekitar 12 m. Setelah perosotan di Kroya, saya dan sepupu bisa mencoba sensasi melompat terjun ke kolam dengan ketinggian sekitar 5 m dari atas tebing. Setelah selesai dengan kegiatan melompat dan berenang, Anda bisa trekking menuju air terjun Aling-Aling, air terjun ini adalah yang tertinggi karena memiliki ketinggian sekitar 35 m dan tidak boleh ada yang terjun disana. Lokasi trekkingnya sendiri cukup berbahaya karena disebelah kanan terdapat tebing tinggi dan sebelah kiri langsung mengarah ke air terjun, walaupun berbahaya dan cukup menyulitkan namun pemandangan yang didapat sangat sepadan. Aling-Aling Waterfall benar-benar terlhat indah.
Air Terjun Aling-Aling
Setelah selesai dengan dunia air terjun, saya dan sepupu akhirnya pulang dan memutuskan untuk menikmati malam di Bali dengan nongkrong di La Plancha. Sebuah cafe dengan tema outdoor yang langsung menghadap ke pantai Double Six, Bali. Esok harinya kita melanjutkan perjalanan dengan berenang di sebuah beach club yaitu Finn’s Beach Club Bali. Beach Club ini terletak di Canggu tepatnya di dekat panta Brawa, yang sangat dekat dari penginapan saya. Kita berenang dan menikmati sunset di Pantai Brawa. Hari itu sangat cerah dan menyenangkan, saya dan sepupu benar-benar menikmati hari-hari kita selama di Bali. Karena malam itu adalah malam terakhir kita di Bali. Ya tepatnya tanggal 3 Januari 2017 kita harus pulang menuju Jakarta. Karena itu kita puas-puasin untuk menikmati beberapa kuliner di Seminyak Bali.
Tepat pada tanggal 3 Januari yaitu hari Rabu saya dan sepupu bergegas untuk pulang. Saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Peter, orang yang telah sabar melayani saya dan sepupu selama menginap disini. Trip saya ke Bali kali ini adalah yang ke lima kalinya dan saya benar-benar menikmatinya. Terima kasih Bali dan sampai jumpa lagi!